Bali, Beach..n beach..n beach



Let’s go to the beach, each
Let’s go get a wave
They say, what they gonna say?
Have a drink, clink, found the Bud Light...... 



Lagu Nicki Minaj terdengar sayup di telinga sambil mataku menatap cakrawala di kejauhan...
Bali... Pantai.. Dua hal tak terpisahkan.. Kali ini kita akan pergi menyusuri pantai pantai di Bali.... well, belum semua pantai namun beberapa cukup mewakili perjalanan kali ini...

Bulan Mei 2013... Seharusnya sudah memasuki musim panas, namun Bali saat itu masih berbaik hati memberikan keteduhan hujan yang turun di sore hari.. Perjalanan berawal dari Tanjung Benoa. Lokasi yang jadi sasaran para pecinta permainan air ini menyediakan beragam pilihan seperti banana  boat, parasailing, snorkeling dan diving, seawalker, flying donuts, jetski atau untuk yang sekedar ingin berlayar ke pulau penyu sambil melihat keindahan taman laut melalui glass boat juga tersedia.




Perjalanan kali ini aku ditemani dengan ibu dan putri tercinta. 3 generasi momma pergi bersama. Tidak terlalu minat dengan permainan air, akhirnya kami melanjutkan perjalanan ke pantai berikutnya.Hingga tibalah kami di Nusa Dua Complex. Kebanyakan pantai di daerah Nusa Dua ini merupakan private beach dari hotel atau resort yang ada. Jadi tidak sembarangan orang bisa masuk kecuali mereka tamu hotel yang bersangkutan. Namun tetap ada jalan menuju pantai yang bukan milik hotel, menurut info pantai ini biasanya diakses oleh penduduk lokal yang ingin berenang atau melakukan upacara di salah satu pura yang agak ke tengah laut. Jalan ke pura tersebut tidak terlihat bila laut sedang pasang.





Pantainya sepi dan bersih. Airnya dingin. Ada beberapa tepi pantai yang landai, namun ada juga bagian yang tidak disarankan untuk dibuat berenang. Karena pantainya tidak landai, dan saat pasang bagian ini cukup dalam. Di sisi lain Nusa Dua ini ada tempat hangout yang disebut Ocean Walk,  tampak deretan beach club dan resto, juga ada sarana bermain anak-anak, semacam outbound kecil.

Pantai ketiga yang akan kami kunjungi berada di Pecatu, New Kuta Beach, atau dulu lebih dikenal dengan Dreamland. Lokasi pantai ini berada di bawah bukit. Untuk mencapainya kita harus turun dari tempat parkir diatas, melewati tangga dari batu alam hingga mencapai pantai di bawah.  Bentuk pantainya cantik nian. Tampak dari atas seperti bersembunyi di balik jurang.





Arus disini cukup kuat. Apalagi sepertinya saat kami tiba disini cuaca mulai gelap, agaknya sebentar lagi akan hujan. Makan di beach club yang letaknya tepat diatas pantai ini, Klapa Beach Club namanya. Pemandangan dari tepi tebing tampak luar biasa....



Ada insiden kecil di Dreamland ini. Saat aku sedang bermain di pantai tiba-tiba datang ombak yang besar. Aku dan anakku lari ke arah payung-payung di pantai, namun air tetap mengejar.. Dan menelan satu korban kecil.... sebelah sepatu Tom's merah milik anakku pun terbawa ke tengah laut...hahahaaa....nice...


Hujan tidaklah lama, setelah reda kami berjalan lagi. Mengingat waktu menunjukkan jam 4 sore, sepertinya sudah waktnya untuk minum kopi atau teh... Dari sini kami berjalan ke Ayana Resort, di daerah Jimbaran. Sasaran kami saat itu mencoba ngopi di Rock Bar. Ternyata sampai di Ayana, Rock Bar masih ditutup untuk dibersihkan dulu karena tadi hujan deras.



It's okay, kita tetap bisa ngopi di resto lainnya. Dan saat kita sedang memilih pesanan, bukan hanya waitress cantik yang menemani, tetapi seekor burung dara putih pun ikut membantu memilihkan.. Disini banyak burung-burung kecil hinggap di pepohonan sekitar kolam ikan dan ada beberapa burung dara putih yang berjalan santai tanpa takut dipegang orang.


Sambil menunggu kopi dan snack datang, aku hunting lagi ke ujung Ayana Resort, Sunset Bar. Di kiri pendopo ada tangga. Aku pun mengikuti anak tangga itu hingga sampai di tangga paling bawah..oooh ternyata tangga ini menuntunku ke pantai berbatu yang indah. Subhanallah.... Hamparan batu karang yang tak beraturan ini membentuk satu harmoni yang sangat sangat indah...






Selepas sunset, kami kembali ke hotel untuk beristirahat. Sebelumnya kami mampir ke Warung Made di Kuta sejenak untuk makan malam. Hufftt.. Lelah juga badan ini pergi tour de beach seharian. Waktunya tidurrrr....

Hari berikutnya. Seharian ini ada undangan ngaben yang berlokasi di Ubud. Namun karena tema hari ini tentang pantai, jadi kita gak cerita tentang ngaben ya.. Nanti di cerita yang lain pasti akan ada cerita khusus soal ngaben dan cultural event lainnya. So, skip the ceremony.. kita langsung ke penghujung hari.

It's swimming time... Pantai terakhir sebelum pulang. Pantai WAJIB.. Pantai untuk bermain sampai puaas.. Kuta Beach... Main air, berenang, makan, shopping, main air lagi, makan lagi, ngopi trus pulang.... Yippeey.. That's really is a DAY OFF....

Lupa umur kan? Terakhir, mengejar sunset.. Dari sini view nya kurang bagus. Bergeser sedikit ke Seminyak. Tepatnya ke Potato Head sambil ngopi... Hmm.. lagi-lagi cuaca mendung berawan. Sunset kurang bisa terlihat jelas..



But still...warna kemerahan tetap bisa didapat dengan bantuan kecanggihan kamera. Nice photo hunting.. Bali...masih banyak lagi kisah disini. Tapi kita akan ketemu lagi di perjalanan berikut kan? Tunggu cerita Bali selanjutnya ya... See you next trip....

Menjajaki Kuliner Khas Yogyakarta



Yogyakarta.... ingatan akan kota ini selalu membawaku ingin kembali lagi. Kali ini pergi bersama 4 orang teman, all mommas untuk menjelajah kuliner di kota yang istimewa ini.

Mendarat di Yogya sore hari, kami dijemput oleh rekan yang memang tinggal disana untuk check in dulu di penginapan. Kami tinggal di hotel homestay yang bersih, rapi dan punya kamar mandi yang unik di daerah Prawirotaman.


Daerah tempat kami menginap ini memang lokasi andalan turis yang mau tinggal cukup lama karena room rate nya sangat bersahabat. Disini kami hanya mengeluarkan 180ribu per malam. Dan di malam hari kita bisa explore sekitar dengan berjalan kaki karena banyak sekali tempat makan dan hangout di sekitar hotel kami.


Malam pertama di Yogya, kami mencoba menu Angkringan di sekitar stasiun Tugu. Makan nasi kucing dan minum Kopi Joss yang terkenal, karena didalam kopi dimasukkan arang membara.


Setelah itu diteruskan main ke Alun alun untuk melihat beringin kembar dan main odong-odong khas Yogya..

Main odong-odong ini capek lho... karena kita harus mengayuh sendiri, bukan seperti odong-odong di Jakarta. Lucu juga sih, udah disuruh nggenjot sendiri, bayar pula... Gitu kok ya kita mau ya? Selepas main odong-odong, gak afdol rasanya kalau tidak minum wedang ronde sambil lesehan di alun-alun ini. Apalagi ditemani musisi yang suaranya ga kalah dengan penyanyi kafe.


Next day, hari ini kita akan bermain di pantai. Pantainya memang cantik, namanya Pantai Indrayanti, dan letaknya di balik Gunung Kidul. Karena perjalanan yang ditempuh hampir 2 jam lebih, maka sesampainya di pantai sudah waktunya makan siang. Dan kami benar-benar sudah lapaaar..


Puas main di pantai, saatnya kita kembali ke kota. Setelah mandi dan beristirahat sejenak di hotel, perut pun sudah teriak minta diisi, akhirnya kita menjajal makan di resto Bu Ageng, konon pemilik resto ini suka ikut menjamu tamu di hari tertentu, sayangnya malam ini pak Butet Kertarejasa sedang ada di Jakarta.


Well..ga ketemu beliau yang penting sudah mencicipi masakan restonya lah. Enak. Resto ini cukup unik, di dindingnya banyak digantung foto-foto orang terkenal. Dari pelukis Basuki Abdullah hingga mantan presiden RI Soeharto. Keren juga.




Setelah makan kita pulang ke hotel untuk istirahat. Tapi entah kenapa mata ini belum bisa dipejamkan. Akhirnya aku ajak teman sekamarku untuk cari kopi di coffee shop sekitar hotel. Ngopi di cafe ViaVia, di menu tertulis Kopi Tubruk 9ribu. Okay, harga standar untuk ukuran cafe. Aku pun memesan secangkir kopi tubruk yang di kepalaku berbentuk secangkir kecil lengkap dengan gula dan creamer terpisah. Namun ternyata yang muncul...my God.. Kopi dalam gelas besar...sebesar gelas bir. Waduuuh...alamat ga tidur semaleman ini...


Next day, hari ini kita mau melihat sisa lahar dingin Merapi. Sekarang bulan April 2012, sudah hampir setahun dari meletusnya gunung Merapi. Istilah kerennya Volcano Tour..

Dari Merapi kita turun untuk makan di Resto Jejamuran. Disini semua makanan terbuat dari jamur, apapun pesanannya. Ada sate jamur, rendang hioko, dan hebatnya untuk beberapa menu rasanya tidak seperti makan jamur. Ragam jamur cukup banyak dan bisa dilihat saat di pintu masuk. Pengolahannya hebat.


Menjelang sore kita sampai di kota lagi, setelah mandi dan beristirahat di hotel, kita keluar untuk makan malam. Kali ini tujuannya Oseng Mercon di jalan Ahmad Dahlan. Memang mercon nya mantap banget. Pedaaaass..


Hari terakhir. Ini hari belanja... Pasar Beringharjo, Mirota Batik dan sepanjang Malioboro pun dijelajahi. Bakpia Pathok dan Serabi Notosuman juga jadi sasaran oleh-oleh. Heboh betul kan ibu-ibu kalau belanja, langsung kopernya beranak. Hihihi....




Selesai belanja, langsung balik ke hotel untuk packing. Selesai packing, check out dan siap-siap ke bandara. Nah, sebelum ke bandara kita sempet mampir dulu untuk makan siang di Soto Kadipiro. Ini soto sudah bertahan cukup lama, dan ciri khasnya ada kata-kata "tidak membuka cabang"


Thanks for the hospitality mbak dan mas di de Pendopo Homestay, kita pasti balik nginep disini lagi kalau ke Yogya. Makasih banyak juga buat mas Wiwid...yang udah senantiasa berbaik hati mengantar ibu-ibu rempong ini muter muter Yogya... You are the best guide ever...See you next trip...









Kota Tua, Jakarta Tempo Doeloe


Menyusuri dinding benteng tua Fatahillah, melewati jalan setapak yang penuh kenangan. Jakarta Tempo Doeloe, demikian mereka menyebutnya.Kali ini sekedar share perjalanan tour ke kota tua Jakarta. Karena perjalanan hanya satu hari, so hanya beberapa spot yang bisa direkam kamera.


Bertempat di dekat stasiun Kota, lokasi benteng Fatahillah ini dapat dengan mudah diakses dengan menggunakan kereta commuter line atau bus transjakarta. Ada lorong khusus yang menghubungkan transit point dari dua moda transportasi tersebut yang tembus tepat di samping museum Fatahillah.

Komplek Kota Tua terdiri dari  beberapa bangunan tua yang dijaga kelestariannya oleh Dinas Purbakala untuk tetap menjadi warisan dan tujuan wisata. Dimulai dari Museum Fatahillah sendiri, dimana didepan pintu ada meriam Si Jagur yang terkenal. Saat menjelajah ke dalam museum, salah satu tempat yang agak menyeramkan untuk dikunjungi adalah penjara bawah tanah. Dan ini sama sekali bukan favorit kami, sehingga untuk spot yang satu ini langsung di skip saja...



Di sisi lain dari Museum Fatahillah ini ada Museum Wayang. Didalam museum ini akan diterangkan beberapa jenis wayang dari seluruh nusantara. Bahkan ada beberapa boneka dari negara lain yang juga merupakan koleksi dari museum wayang ini.



Usai melihat wayang, perjalanan pun kami lanjutkan untuk sesi foto berikutnya. Wow, banyak spot di kompleks Kota Tua ini yang memang dikomersialkan untuk sesi foto pre wedding atau photo shoot di media massa lainnya. Ada price listnya didepan rumah yang akan disewakan, jadi kalau mau foto gratis yaaa...didepan rumah-rumah tua ini boleh laaah, asal jangan masuk ke dalam yaa..



Namanya juga Kota Tua, bukan cuma bangunannya yang penuh memori.. Bahkan makanan yang dijual pun jenis makanan khas Jakarta tempo dulu. Ada kerak telor khas Betawi, ada es Selendang Mayang, Rujak Juhi.. Wah, perut cukup dimanjakan deh dengan jajanan khas yang tersedia disini.




Agak keluar sedikit dari kompleks, ada jembatan yang panjang dan diseberangnya ada gedung bercat merah yang cantik dengan model bangunan cina tempo doeloe. Saat mengarah keluar dari kompleks, kita akan melalui Museum Bank Mandiri, yang didalamnya menceritakan tentang sejarah pertumbuhan bank di Batavia, mulai dari awal hingga saat ini. Seringkali dijadikan destinasi untuk kegiatan pengenalan lingkungan untuk sekolah mulai dari taman kanak-kanak hingga sekolah dasar.

Sebelum meninggalkan komplek museum ini, jangan lupa foto wajib di depan benteng dengan sepeda onthel ya.. Ini disewakan lengkap dengan topi noni belanda nya seharga Rp. 20,000 per setengah jam.



Kembali ke masa lalu, mengingatkan kita betapa kaya arti sebuah sejarah bangsa. Bukan hanya sekedar cerita, namun mempunyai esensi di setiap alur kisahnya. Perjuangan, romantisme dan peninggalan bersejarah... Semua menjadi cikal bakal hadirnya kami di masa ini.

Siang pun mulai mengurangi cahayanya. Dan tiba saatnya untuk kembali ke rumah, melepas peluh yang bercucuran dan beristirahat dalam malam. See you on next trip....



Diberdayakan oleh Blogger.

viewers

Recent

Comments

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *