Hutan Mangrove PIK, Jakarta Hidden Forest


Pernahkah berpikir ditengah riuh rendahnya kota besar yang penuh dengan hutan beton ini, warga Jakarta masih punya tempat rahasia untuk bersembunyi?

Jakarta Hidden Forest, Hutan Mangrove yang terletak di Pantai Indah Kapuk. Nah, di hutan bakau ini rombongan akan bersantai sambil menikmati hijaunya pepohonan bakau dengan menaiki perahu dayung atau speedboat.


Tiket masuk ke Taman Wisata Mangrove, PIK ini Rp. 25,000/orang dan untuk mobil dikenakan Rp. 10,000. Kamera tidak diperbolehkan, kecuali membayar Rp. 1.000.000 per kamera, karena pengelola memberikan privilege untuk lokasi ini digunakan sebagai tempat shooting atau foto pre-wedding. Untuk foto pribadi diperkenankan menggunakan handphone berkamera.


Rupanya banyak perusahaan yang melakukan kegiatan CSR dengan melakukan penanaman pohon bakau sebagai cara pelestarian lingkungan di hutan mangrove ini. Dan disini pun menyediakan pondok untuk menginap bagi kelompok yang ingin mengamati migrasi burung-burung, seperti di pulau Rambut.






Cukup banyak spot untuk melakukan sesi foto, namun patut diacungi jempol juga bagi pengelola, karena saat kami kesana, lokasi ini bisa dikatakan cukup bersih dari sampah. Kemungkinan para pengunjung juga cukup peduli akan kebersihan lingkungan.

Fasilitas seperti mushola dan kantin pun tersedia disini. Bahkan untuk anak sekolah yang akan melakukan kegiatan outbound (hanya untuk sekolah dasar) ada tempat tersendiri, juga disediakan tempat penginapan untuk kegiatan pramuka atau program latihan dasar kepemimpinan dari sekolah-sekolah.

Well, Jakarta is not always about highrise buildings and heavy traffic guys... Melihat hijaunya pohon bakau ini, kepenatan pun sejenak terlepas dari pikiran... Duduk santai sambil ngopi, atau naik sepeda sore hari, silakan... it's a nice hidden place in a city... Enjoy it guys...


Menanti sunset di Pulau Bira Besar, Kepulauan Seribu


Melintasi pulau demi pulau, terkagum-kagumlah diriku melihat keindahan alam negeri ini. Indonesia memang luar biasa. Pemandangan kontras antara pulau dan lautan lepas, langit cerah, pepohonan yang rimbun...apa yang membuat orang tidak tertarik untuk mencintai negeri ini.



Menjelang sore, sampailah kami di pulau Bira Besar. Wow...dari dermaganya saja sudah membuat gatal untuk segera berfoto-ria. Bahkan saat sedang menikmati keindahan dari dermaga, sempat kulihat seekor penyu melintas, sayangnya tak sempat tertangkap kamera.


 


Sambil menunggu waktunya sunset, kami mengitari pulau yang sangat terkenal di masa kejayaan presiden RI kedua, Soeharto. Di tengah pulau terdapat lapangan golf dengan beach club yang dulu sering digunakan presiden Soeharto untuk menjamu tamu-tamunya sambil bermain golf. Namun kini kondisinya sudah tidak lagi terawat. Bahkan kolam renangnya penuh terisi air hujan, sayang sekali ya.. Mungkin biaya maintenance untuk pulau terlalu mahal.


Akhirnya tibalah sunset yang kutunggu. Setelah mendapatkan spot yang cantik, inilah hasil yang tertangkap kamera...






Senja pun kian memerah, pertanda sudah waktunya kita kembali ke pulau Harapan, pulau terakhir di kepulauan seribu yang dialiri listrik 24 jam. Berlayar di kegelapan, di perairan ini cahaya memang hanya bisa diperoleh dari matahari dan rembulan. Selain itu....semua gelap.


Cukup menegangkan perjalanan kembali dari pulau Bira ke pulau Harapan ini, membayangkan lautan yang gelap, perahu nelayan yang ramping (kalau ga mau dibilang kecil), dan kemungkinan angin yang biasanya cukup kencang di malam hari..... Alhamdulillah, lautan tenang dan kami sampai dengan selamat di pulau Harapan...dimana makan malam dan teh hangat sudah menunggu....


Selalu menyenangkan melihat lukisan Sang Pencipta, walau temanku selalu berkata," Matahari itu tiap hari juga tenggelam, tapi besoknya kan terbit lagi...bentuknya sama aja kok.." Well, itu realita, tapi lukisan alam di tiap spot yang berbeda tentunya membawa cerita yang berbeda pula..

Dan di negeri yang punya banyak keindahan alam ini, tak pernah  bosan aku menanti terbenam dan terbitnya matahari, dari satu tempat ke tempat lainnya... Keep exploring.... See you next trip guys..






Borobudur, Temple and Sunset


Satu keajaiban dunia yang diakui dunia internasional ada di negeri ini. Borobudur Temple. Kemashurannya setara dengan piramida di Mesir dan tembok besar di China. Sebagai orang Indonesia, rasanya kurang afdol bila melewatkan situs purbakala yang telah mendapat gelar international heritage ini. 






Memasuki kompleks candi super besar ini memang butuh persiapan fisik yang prima. Dari parkir mobil ke pintu loket pun sudah cukup jauh berjalan, belum lagi di dalam  kompleksnya. Tiket masuk sebesar Rp. 30,000 per orang dan saat ini sedang digalakkan penggunaan sarung bagi pengunjung yang akan naik ke atas candi. Biaya sewa sarung Rp. 10,000 per orang. Mungkin karena sudah masuk musim liburan sekolah, pengunjung hari ini sangat penuh, sehingga kami pun kehabisan sarung untuk dipakai keatas. 



Karena banyaknya pengunjung yang datang hari ini, bahkan untuk mengambil gambar candi secara keseluruhan tanpa terganggu pengunjung bisa dibilang sangatlah tidak memungkinkan... Penuuuuh....



Menjelang maghrib, badan sudah terlalu lelah. Borobudur pun mulai diguyur hujan rintik-rintik, saatnya kami untuk pulang. Namun sebelum semakin gelap, sempat kuambil satu gambar dimana sinar matahari tampak membiaskan cahayanya diantara awan




Cukup protes tampaknya kaki-kaki kami seharian ini dibawa mendaki.. Dari mulai Gunung Tidar hingga ke stupa teratas Candi Borobudur. Waktunya rehat sejenak untuk kembali ke penginapan dan beristirahat.


Terimakasih atas keindahan yang kau sajikan hari ini wahai candi yang berdiri kokoh. Terimakasih telah kau beri kami kesempatan untuk menikmati keajaiban dunia ini.. Sampai jumpa lagi di perjalanan kami berikutnya.. Next trip will be more fun guys... Keep exploring Indonesia






Legenda Pantai Parangtritis, Yogyakarta


 

Parangtritis, namanya terkenal dan melegenda dengan latar belakang kisah mistis yang romantis di baliknya. Bepergian ke Yogya tanpa ke pantai legendaris ini, seperti kurang lengkap rasanya. Karena itu, kali ini travelling momma akan menyusuri Pantai Parangtritis yang selalu menjadi salah satu ikon kota Yogyakarta.

Karena jarak yang cukup jauh, kami mengisi perut terlebih dahulu dengan makan siang di Bebek Slamet Yogya. Cuaca yang hujan deras membuat kami ragu, akankah di pantai nanti cuaca menjadi lebih bersahabat? 

Mendekati pantai Parangtritis, kami berhenti sejenak di Gumuk Pasir Parangkusumo. Lokasinya tidak terlalu jauh dari pantai. Gumuk Pasir ini merupakan lautan pasir yang luas dan bertumpuk tumpuk, dan posisinya selalu berubah karena angin yang menerbangkan pasir membuatnya menjadi gurun yang bertumpuk, karenanya disebut dengan Gumuk.



Di lokasi ini ada aktivitas Sand Boarding yang kerap kali dijadikan ajang adu nyali dari anak-anak muda pecinta extreme sport, mengingat jurang pasir yang dipakai untuk lahan sandboarding cukup curam. 

A

Alhamdulillah... cuaca saat ini cerah walau tadi sempat hujan di perjalanan, hingga akhirnya kutemukan seberkas pelangi cantik yang tertangkap kamera kecilku..



Setelah puas bermain pasir dan mengambil gambar, perjalanan pun kami lanjutkan. Sedikit lagi sampai tujuan akhir hari ini.

Finally.... Pantai Parangtritis..Pantai legendaris yang penuh cerita, dari jaman leluhur tanah Jawa hingga insan masa kini yang hendak mengabadikan foto narsisnya di social media.. Silahkan, semua tersedia di bumi nusantara bertajuk Indonesia ini.. Indahnya negeriku.. 





Everybody looks very happy in this journey.. Lepas rasanya bermain dengan ombak, bercengkerama dengan matahari yang mulai terbenam dan menghirup aroma lautan lepas. Apa yang kurang dengan negeri ini? Semua keindahan alam ada disini, natural, bukan buatan. Ciptaan asli dari pencipta alam semesta. 






Love my country so much... Follow my journey in my instagram account @dindrayanti... Kita terus explore pariwisata lokal ya guys, see you on next trip...


Diberdayakan oleh Blogger.

viewers

Recent

Comments

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *