Ullen Sentalu, Menggali Sejarah Tanah Jawa




Seharian berada di kawasan Gunung Merapi, Kaliurang, Yogyakarta. Tentunya tak lupa kami menjejakkan kaki di Museum Ullen Sentalu. Sebuah museum yang berisikan segala mengenai seni dan budaya Jawa. Sejak dari masa Mataram Kuno hingga Yogyakarta saat ini,



Berlokasi di Taman Kaswargan, sengaja dipilih tempat yang tinggi di lereng gunung Merapi karena sifat gunung yang memiliki nilai mistik menurut filosofi Jawa. Nama "ullen sentalu" sendiri diambil dari nama Yayasan Ulating Blencong selaku pengelola museum yang mempunyai visi melestarikan kebudayaan jawa di masa lalu yang luhur.




Museum ini terdiri dari beberapa ruang eksibisi yang menampilkan dokumentasi kerajaan dan kebudayaan masyarakat Jawa tempo dulu dalam bentuk lukisan, koleksi batik lawas, corak pakaian, sketsa, bahkan foto-foto saat Yogyakarta masih dipimpin oleh Hamengku Buwono IX.




Lebih kurang satu jam kami menyusuri museum ini, dan di penghujung tour kami disediakan minuman dingin berupa teh sereh yang sangat menyegarkan. Setelah itu diberikan waktu bebas untuk berfoto di bagian luar museum, karena bagian dalam tidak diperkenankan mengambil gambar.


Perjalanan hari ini sangat memperkaya pengetahuan seni dan budaya kita. Tidak salah jika Yogya dikatakan kota budaya, mulai dari candi yang tersebar di beberapa tempat, museum yang lengkap dan guide yang memberikan penjelasan secara baik, hingga pantai yang indah bahkan tempat sisa bencana pun bisa dikemas menjadi satu budaya baru.

Masih belum bosan explore Yogya dan sekitarnya.. Tunggu cerita terbarunya ya. See you next trip

Pantai Indrayanti, Gunung Kidul Yogyakarta



Another beach trip. Kali ini kita throwback ke beberapa tahun yang lalu, ke sebuah pantai yang letaknya agak tersembunyi. Pantai itu bernama Pantai Indrayanti...mengingatkan pada seseorang. .nama itu.. hmmmm.......



Perjalanan dimulai dari pagi, setelah breakfast di hotel, yang dimasak sendiri oleh pemilik rumah yang sangat ramah, kami berangkat ke pantai di daerah Gunung Kidul, 2 jam perjalanan dari Yogyakarta. Melalui jalan yang panjang dan berliku, naik dan turun pegunungan, hingga akhirnya sampailah kami di lokasi pantai.




Sebelum sampai di Pantai Indrayanti ini, kami melewati beberapa pantai seperti Pantai Baron dan Pantai Krakal. Lamanya perjalanan yang ditempuh segera terbayar saat melihat pantai berpasir putih nan cantik ini. Wow... Luar biasa... 




Sulit rasanya menahan diri untuk segera berlaaarrii menuju air yang jernih. Ombak disini cukup banyak, walaupun tidak terlalu tinggi seperti di pantai Parangtritis. Mungkin karena disini cukup banyak karang yang memecah ombak sebelum sampai ke bibir pantai.




Seru kan main di pantai... Ga sangka di Yogya ada pantai sebersih ini. Tunggu apalagi? Buruan cari tiket murah ke Yogya dan explore pantai ini... Nantikan terus cerita kita explore pantai lain di sepanjang Gunung Kidul ini ya.... See you next trip...





Napak Tilas Batavia Era VOC


Warga Jakarta pasti tahu dong cikal bakal ibukota negara ini darimana. Yup.. Nama asli kota Batavia ini diberikan oleh orang Belanda yang menjadikannya sebagai kota sentra perdagangan bagi kongsi dagang mereka , VOC.

Nah, kali ini travelling momma terinspirasi untuk napak tilas Batavia era VOC. Seperti apa kota ini di masa lalu, dan apa peninggalan yang masih bisa dilihat saat ini. Masih banyak gedung tua yang dilestarikan, karenanya Jakarta punya Kota Tua yang terkenal dengan berbagai museum dan bangunan kunonya.



Diawali dengan menjejakan kaki di Kota Tua, tepat di depan gedung yang saat ini menjadi Kafe Batavia, terdapat tulisan yang menjelaskan fungsi gedung yang dulu sebagai Kantor Dagang di tahun 1884 dan berubah fungsi hingga sekarang sambil melintasi gedung-gedung dengan jendela khas masa itu.


Perjalanan pun dilanjutkan, sedikit ke barat dari Kota Tua, terdapat pusat perdagangan Pasar Pagi dan Asemka. Pasar ini masih berfungsi sama seperti dulu, sebagai jalur perdagangan yang sibuk. Yang membedakan hanya jenis barang yang dijual. Saat ini di Asemka terkenal dengan pusat pernak-pernik untuk pesta, perhiasan imitasi asal China juga peralatan sekolah yang murah meriah. 



Oh ya, sekedar mengingatkan, jangan lupa bawa uang cash yang cukup jika kesini. Cukup ya, jangan lebih. Karena biasanya ibu-ibu kalau sudah sampai sini mendadak kalap dan semua kepingin dibeli... Jadi bawa uang cash yang cukup sajaaaa...


Puas memanjakan mata dengan belanjaan pernak-pernik asesoris dan beragam goodie bag warna warni, perjalanan pun dilanjutkan lagi. Kali ini kami mampir ke Jembatan Tarik Kota Intan, atau dulunya dikenal dengan nama Jembatan Pasar Ayam. Yang unik dari jembatan ini adalah bisa diangkat keatas (karena itu disebut Jembatan Tarik), tujuannya agar dibawahnya dapat digunakan sebagai lalu lintas perahu.


Destinasi berikutnya, kantor VOC. Nah... ini dia kantor pusat perdagangan Batavia Tempo Doeloe. Saat ini kantor VOC ini dibuat menjadi restoran sekaligus disewakan sebagai tempat untuk pesta atau acara private lainnya.






Karena ini di resto, maka kami pun makan siang disini, dengan hiburan khas lagu lagu lawas akustik dari pemusik lokal yang disewa khusus oleh resto VOC ini. Disini juga bisa menuliskan nama kita dengan kaligrafi cina.



Well, sudah kenyang, perjalanan pun dilanjutkan. Kali ini destinasi terakhir adalah Pelabuhan Sunda Kelapa. Disini jantungnya perdagangan ibukota. Jika dulu penuh dengan kapal phinisi, sekarang pun masih ramai kapal yang bersandar..



Tak terasa perjalanan napak tilas jalur perdagangan era VOC pun selesai. Tepat terdengar bunyi adzan menunjukan waktu Ashar. Semua kota memang punya sejarahnya sendiri, tak terkecuali ibukota yang super sibuk dan serba modern di abad 21 ini.

Keep looking for adventurous journey in our country guys.. See you next fun trip...

Upacara Ngaben di Pura Sukawati, Ubud, Gianyar


Kali ini aku berkesempatan menghadiri upacara pembakaran jenazah atau yang dikenal dengan Upacara Ngaben di salah satu pura besar di Pura Sukawati, Gianyar. Upacara kali ini termasuk besar, karena ini adalah upacara ngaben dari salah satu petinggi pura di Gianyar.



Acara dibuka dengan tari-tarian di pintu masuk pura. Karena ini acara ngaben keluarga raja, maka gaungnya pun sampai ke berbagai penjuru dunia. Bisa terlihat dari banyaknya pers mancanegara yang meliput kegiatan Pelebon Agung dari Pura Sukawati ini.



Aku dan undangan dipersilakan masuk untuk memberikan penghormatan terakhir pada jenazah, dan telah disediakan pula hidangan untuk para tamu yang hadir. Sambil mataku mengagumi keindahan karya seni yang terhidang di depan mata, kamera kecilku pun beraksi mengambil sudut-sudut indah di dalam pura Sukawati Ubud ini,



Gending tak henti berkumandang, penghormatan pun senantiasa dilantunkan.. Hingga tiba saatnya prosesi menuju lokasi dilakukannya pembakaran pun tiba, Dibuka dengan urutan wanita berkebaya membawa sajen diatas kepala, kemudian kepala naga dilanjutkan dengan sepasang anak lelaki dan perempuan yang belum akil balik naik ke atas tandu, keranda dan terakhir jenazah yang dibungkus dengan bendera merah putih, karena kebetulan yang bersangkutan pernah menjabat sebagai menteri di masa presiden RI yang kedua.



Setelah semua dinaikkan keatas bade yang tingginya sekitar 30 meter dan jenazah dijaga oleh pendeta serta putra dari almarhum, tangga dipinggirkan, dan para petugas berkaos hitam bersiap untuk mengangkat bade berisi jenazah yang akan diupacara ngaben tersebut.

Di urutan terdepan ada lembu hitam yang nanti menjadi tempat peristirahatan terakhir dimana jenazah akan diletakkan di dalam perutnya dan ikut dibakar bersama. Kemudian ada kepala naga yang dianggap sebagai penunjuk jalan menuju ke nirwana dan terakhir adalah bade yang akan digotong oleh ratusan warga dari puri Ubud yang mengantar keluarga raja ini ke peristirahatan kekalnya.




Prosesi ngaben pun selesai, ditandai dengan hujan mulai turun dan semakin deras, kami pun segera kembali ke penginapan. Waktunya mandi dan beristirahat untuk berkegiatan lagi di esok hari.



Betapa indah negeri Indonesia ini bukan? Bahkan untuk sebuah penghormatan terakhir atas meninggalnya seorang keluarga raja di Bali, dibutuhkan banyak keikhlasan dari semua pihak baik dari segi materiil maupun moril. Dan inilah yang membuat negeri ini sangat kaya akan ragam budaya.

So.... ini baru satu pulau, kita explore terus budaya asli negeri kita ya guys.. Keep exploring our country..See you next trip..


Diberdayakan oleh Blogger.

viewers

Recent

Comments

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *