beach
Setelah semua rombongan berkumpul, kami bersiap naik ke kapal. Kapal Pengangkut ini punya destinasi yang berbeda, cara membedakannya cukup mendengar para ABK memanggil penumpang sambil menyebutkan tujuan keberangkatan. Dengan biaya Rp. 45,000 per satu kali perjalanan, kami mengambil tempat di palka bawah, yang lebih luas. Mengingat perjalanan sekitar 2 jam, sebaiknya membawa bekal makanan atau camilan karena didalam kapal tidak ada yang berjualan.
Berangkat dari Muara Angke jam 8, kita sampai di Pulau Pari
jam 10 pagi. Dari sana langsung diantar ke homestay tempat kita menginap.
Syukurlah homestay full AC dan sudah dingin saat kita masuk, jadi bisa langsung
mendinginkan tubuh dan istirahat sejenak. Sambil menunggu makan siang, kami
berjalan-jalan menjelajah pulau, tapi masih di lokasi yang dekat dengan rumah.
Untuk setiap peserta disediakan sepeda, karena pulau ini cukup luas dan akan
sangat melelahkan bila harus berjalan kaki.
Matahari terbenam, kami pun
kembali ke penginapan. Setelah menunaikan sholat maghrib, kami makan malam,
bincang-bincang dan beristirahat sejenak melepas lelah habis berolahraga siang
tadi. Ternyata trip organizer menyiapkan acara malam dengan mengadakan barbeque
di Pantai Pasir Perawan. Ceritanya untuk lebih mengakrabkan rombongan yang
memang tidak semua saling kenal.
Selesai BBQ kami kembali ke rumah untuk istirahat. Malam semakin gelap, namun sedihnya di pulau yang masih dalam propinsi DKI Jakarta ini, aku tidak menemukan bintang-bintang di langit. Mungkin tertutup awan mendung, ataukah asap polusi. Entahlah, sebaiknya aku tidur saja. Besok pagi rencananya mau mengejar matahari terbit dari dermaga.
Pulau Pari, A Nice Weekend Getaway
Minggu lalu aku dan anakku menyeberang sejenak ke Pulau Pari, salah satu pulau di Kepulauan Seribu. Karena niat ke pulau untuk getaway weekend, maka kami tidak
menggunakan jasa travel yang memberikan
fasilitas mewah. Cukup kontak rekan yang mengadakan open trip dan janji untuk ketemu di pom bensin Muara Angke, dan
kemudian naik kapal ke Pulau Pari. Kali ini kami difasilitasi oleh KiliKili
Adventure sebagai trip organizer.
Sampai di Muara Angke sekitar
jam 6 pagi. Untuk sampai di Muara Angke ini anda bisa naik bus transjakarta dan
turun di halte Pluit, kemudian sambung angkot B01 turun di Pom Bensin Muara
Angke, atau jika anda pengguna jasa kereta api commuter line, anda bisa turun di Stasiun Kota, dan sambung angkot
B03 sampai ke Muara Angke. Biaya angkot sekitar Rp. 5,000. Dari ujung Muara Angke anda bisa jalan kaki masuk ke
dalam pom bensin, tapi agak jauh. Disarankan naik odong-odong (motor dengan bak
terbuka yang diberi kursi panjang) dengan biaya Rp. 5,000 atau naik ojeg sampai
Pom Bensin hanya Rp. 10,000.
Setelah semua rombongan berkumpul, kami bersiap naik ke kapal. Kapal Pengangkut ini punya destinasi yang berbeda, cara membedakannya cukup mendengar para ABK memanggil penumpang sambil menyebutkan tujuan keberangkatan. Dengan biaya Rp. 45,000 per satu kali perjalanan, kami mengambil tempat di palka bawah, yang lebih luas. Mengingat perjalanan sekitar 2 jam, sebaiknya membawa bekal makanan atau camilan karena didalam kapal tidak ada yang berjualan.
Setelah makan siang, kami
bersiap untuk snorkeling di satu spot yang terletak di sisi barat Pulau Pari.
Menjadi pengalaman pertama bagi anakku untuk mencoba olahraga air yang satu
ini, dan ternyata dia sangat menyukai bisa bercengkerama dengan ikan-ikan di
lautan..
Tak terasa waktu sudah
menunjukkan pukul 3 sore, waktunya kembali ke rumah untuk mandi dan
bersiap-siap menyambut sunset. Best spot untuk sunset terletak di Pantai Lipi,
ujung barat dari Pulau Pari, yang ternyata dulu merupakan dermaga utama pulau
ini, sebelum dibuat dermaga baru tempat kami mendarat tadi pagi.
Selain aku dan anakku, ada
seorang solo traveller, Nelly, ada sepasang kekasih yang khusus datang berlibur
dari Tegal, Agung dan Lutfi, ada 4 alumni sekolah farmasi, Amel cs, dan ada 4
orang dari BAF, Fany cs, yang sekantor juga dengan fasilitator trip kami,
Fazrin. Jadi total rombongan ada 14 orang. Kami saling bercerita pengalaman
travelling dan kemana destinasi impian masing-masing. Seru juga dan cukup bisa
mengakrabkan semuanya.. Good point for KiliKili Adventure...
Pagi hari, seusai sholat subuh, aku
berjalan kaki ke dermaga Pulau Pari untuk mencoba mengejar terbitnya matahari.
Hmmm... semburat cahaya bergradasi merah pun terlihat, namun lagi-lagi awan
tampak tebal dan menutupi kemunculan si cantik yang baru bangun dari
peraduannya. Hello sunrise, I can't see you clearly...
So much for this sunrise, aku
balik ke rumah untuk mandi. Berhubung kamar mandi hanya satu, jadi lebih baik
aku mandi duluan...Setelah sarapan, aku dan
anakku berjalan menyusuri pantai yang dekat penginapan. Pantai Kresek namanya.
Di pantai ini terdapat beberapa biota laut, utamanya Bintang Laut. Ada yang
berwarna biru, orange, pink dan abu-abu seperti pasir.
Puas bermain dengan biota
laut, kami kembali ke homestay. Disana rombongan sudah bersiap untuk jalan ke
Pantai Pasir Perawan, atau dikenal dengan Virgin Sand Beach, dimana pasirnya
sangat halus dan ombak di pantainya sangat tenang.
Pantainya memang enak untuk
dibuat mandi-mandi, landai dan aman untuk anak-anak. Sayang sekali saat kesana
matahari sudah cukup tinggi untuk membakar kulit kami, sehingga aku memilih
untuk duduk di bawah pepohonan sambil menikmati desiran angin laut.
Ada beberapa saung agak ke
tengah, karena ada gundukan pasir disana, mengingatkanku akan brosur pariwisata
di Maldives. Berarti kita boleh bangga dong, Indonesia pun punya pantai seperti
di Maldives, hanya bedanya disini lautnya tidak terlalu biru, mungkin juga
karena airnya terlalu dangkal, dan kebetulan langit beberapa hari ini selalu
terlapisi awan putih, tidak kelihatan langit biru. Sehingga pantulan warna ke
air pun tidak terlihat membiru. But so
far, it's a nice beach and clean too.
My daughter seems to enjoy this weekend gateaway a
lot.. I love it when she like it.. Terima kasih
KiliKili untuk memfasilitasi trip kali ini, keep
travelin in our country guys.. See you next trip, after Iedul Fitri of course....