Kota Tua, Jakarta Tempo Doeloe


Menyusuri dinding benteng tua Fatahillah, melewati jalan setapak yang penuh kenangan. Jakarta Tempo Doeloe, demikian mereka menyebutnya.Kali ini sekedar share perjalanan tour ke kota tua Jakarta. Karena perjalanan hanya satu hari, so hanya beberapa spot yang bisa direkam kamera.


Bertempat di dekat stasiun Kota, lokasi benteng Fatahillah ini dapat dengan mudah diakses dengan menggunakan kereta commuter line atau bus transjakarta. Ada lorong khusus yang menghubungkan transit point dari dua moda transportasi tersebut yang tembus tepat di samping museum Fatahillah.

Komplek Kota Tua terdiri dari  beberapa bangunan tua yang dijaga kelestariannya oleh Dinas Purbakala untuk tetap menjadi warisan dan tujuan wisata. Dimulai dari Museum Fatahillah sendiri, dimana didepan pintu ada meriam Si Jagur yang terkenal. Saat menjelajah ke dalam museum, salah satu tempat yang agak menyeramkan untuk dikunjungi adalah penjara bawah tanah. Dan ini sama sekali bukan favorit kami, sehingga untuk spot yang satu ini langsung di skip saja...



Di sisi lain dari Museum Fatahillah ini ada Museum Wayang. Didalam museum ini akan diterangkan beberapa jenis wayang dari seluruh nusantara. Bahkan ada beberapa boneka dari negara lain yang juga merupakan koleksi dari museum wayang ini.



Usai melihat wayang, perjalanan pun kami lanjutkan untuk sesi foto berikutnya. Wow, banyak spot di kompleks Kota Tua ini yang memang dikomersialkan untuk sesi foto pre wedding atau photo shoot di media massa lainnya. Ada price listnya didepan rumah yang akan disewakan, jadi kalau mau foto gratis yaaa...didepan rumah-rumah tua ini boleh laaah, asal jangan masuk ke dalam yaa..



Namanya juga Kota Tua, bukan cuma bangunannya yang penuh memori.. Bahkan makanan yang dijual pun jenis makanan khas Jakarta tempo dulu. Ada kerak telor khas Betawi, ada es Selendang Mayang, Rujak Juhi.. Wah, perut cukup dimanjakan deh dengan jajanan khas yang tersedia disini.




Agak keluar sedikit dari kompleks, ada jembatan yang panjang dan diseberangnya ada gedung bercat merah yang cantik dengan model bangunan cina tempo doeloe. Saat mengarah keluar dari kompleks, kita akan melalui Museum Bank Mandiri, yang didalamnya menceritakan tentang sejarah pertumbuhan bank di Batavia, mulai dari awal hingga saat ini. Seringkali dijadikan destinasi untuk kegiatan pengenalan lingkungan untuk sekolah mulai dari taman kanak-kanak hingga sekolah dasar.

Sebelum meninggalkan komplek museum ini, jangan lupa foto wajib di depan benteng dengan sepeda onthel ya.. Ini disewakan lengkap dengan topi noni belanda nya seharga Rp. 20,000 per setengah jam.



Kembali ke masa lalu, mengingatkan kita betapa kaya arti sebuah sejarah bangsa. Bukan hanya sekedar cerita, namun mempunyai esensi di setiap alur kisahnya. Perjuangan, romantisme dan peninggalan bersejarah... Semua menjadi cikal bakal hadirnya kami di masa ini.

Siang pun mulai mengurangi cahayanya. Dan tiba saatnya untuk kembali ke rumah, melepas peluh yang bercucuran dan beristirahat dalam malam. See you on next trip....



Related Articles

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

viewers

Recent

Comments

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *