White Sands Island, Pulau Beralas Pasir di Bintan


Good morning people... Sudah waktunya kita main lagi ke pantai.

Kali ini menjelajah keatas, menuju Kepulauan Riau, tepatnya ke Pulau Bintan. Well sebelum cerita tentang pantai, saya akan bercerita sedikit pengalaman dari berangkat. Menggunakan maskapai yang kurang populer namun hanya itu penerbangan pagi yang tersedia, saya meninggalkan Jakarta jam 8.30 pagi dan tiba di Tanjung Pinang pukul 10 pagi.


Raja Haji Fisabillilah, demikian nama bandara di Pulau Bintan ini. Daerah yang dikenal dengan Negeri Gurindam ini memang dulunya terkenal sebagai kerajaan Melayu terbesar, yang sisa reruntuhannya masih dapat dilihat di Pulau Penyengat.


Ok, destinasi pertama kali ini adalah makan.. Berhubung berangkat pagi dari Jakarta, saya belum sempat mengisi perut. Nah, biar sekalian makan berat mengingat sudah hampir jam 11 juga. Kami sampai di Rumah Makan Seafood Pak Copa, yang terletak di daerah Teluk Keriting, Tanjung Pinang.


Nyemmm.. pas banget deh perut lapar, dikasih makanan enak. Menu kali ini ada udang goreng tepung, cumi cabe bumbu hitam, ikan goreng sambel ijo dan tumis kangkung.. Alhamdulillah. 



Restoran ini mempunyai pemandangan langsung ke laut. Kebetulan saat ini ada Festival Kepri, sehingga dari tempatku duduk dapat menyaksikan perlombaan perahu layar secara "live". Dan jika cuaca sedang cerah akan terlihat secara jelas Pulau Penyengat di seberang.


Okay, setelah perut kenyang, kami pun melanjutkan perjalanan. Tujuan kali ini ke Pulau Beralas Pasir di ujung Kabupaten Bintan, atau yang lebih dikenal dengan White Sands Island. Setelah sebelumnya mampir ke supermarket untuk membeli makanan kecil dan air mineral, kami pun berangkat. Perjalanan memakan waktu hampir 2 jam dari kota Tanjung Pinang ke Pantai Trikora, kabupaten Bintan.




Sesampainya di dermaga menuju ke White Sands Island, ternyata air laut sedang surut. Sehingga kami harus berjalan cukup jauh ke tengah untuk bisa naik boat yang akan membawa kami ke pulau. Untuk paket one day trip ke pulau ini cukup membayar Rp. 150ribu per orang sudah termasuk transportasi boat pp dan tiket masuk ke pulau.



Perjalanan dengan boat sekitar 15 menit, dan sampailah kami ke pulau kecil yang berpasir putih ini.




Waaaw... melihat pasir putih yang lembut ini membuatku tak sabar untuk segera mengeksplorasi pulau kecil ini. Dan pengelola tampaknya cukup kreatif dengan menyediakan hammock, ayunan dan beberapa dekorasi kecil untuk spot foto para tamunya.




Waktu sudah menunjukan pukul 4 sore, masih ada waktu untuk snorkeling sejenak. Kami memilih spot di dekat cabin tempat kami menginap. Selain memang lokasi itu biasanya banyak terlihat ikan, kondisi air yang surut pun memudahkan kami untuk menuju tengah laut. 


Ohya, untuk menginap semalam di pulau, tamu akan dikenakan biaya Rp. 300ribu per pax sudah termasuk breakfast. Dan ada pilihan paket untuk alat snorkeling, watersport serta barbeque.



Makin ke tengah terasa arus mulai kencang, kulihat matahari pun beranjak turun. Sepertinya saatnya kami kembali ke pantai. Dan saatnya pula kuambil kamera untuk mengabadikan terbenamnya sang matahari.







Matahari tenggelam di horizon. Saatnya kami mandi dan bersiap-siap untuk pesta halloween kecil kami nanti malam, sambil membakar ikan dan bernyanyi-nyanyi...



Kami ngobrol sampai jam 11 malam, dan terhenti saat hujan deras membawa badai di pulau kecil ini. Perlahan kami meneruskan obrolan di cabin hingga tanpa sadar masing-masing terbawa ke alam mimpinya sendiri....


Related Articles

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

viewers

Recent

Comments

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *