Napak Tilas Batavia Era VOC


Warga Jakarta pasti tahu dong cikal bakal ibukota negara ini darimana. Yup.. Nama asli kota Batavia ini diberikan oleh orang Belanda yang menjadikannya sebagai kota sentra perdagangan bagi kongsi dagang mereka , VOC.

Nah, kali ini travelling momma terinspirasi untuk napak tilas Batavia era VOC. Seperti apa kota ini di masa lalu, dan apa peninggalan yang masih bisa dilihat saat ini. Masih banyak gedung tua yang dilestarikan, karenanya Jakarta punya Kota Tua yang terkenal dengan berbagai museum dan bangunan kunonya.



Diawali dengan menjejakan kaki di Kota Tua, tepat di depan gedung yang saat ini menjadi Kafe Batavia, terdapat tulisan yang menjelaskan fungsi gedung yang dulu sebagai Kantor Dagang di tahun 1884 dan berubah fungsi hingga sekarang sambil melintasi gedung-gedung dengan jendela khas masa itu.


Perjalanan pun dilanjutkan, sedikit ke barat dari Kota Tua, terdapat pusat perdagangan Pasar Pagi dan Asemka. Pasar ini masih berfungsi sama seperti dulu, sebagai jalur perdagangan yang sibuk. Yang membedakan hanya jenis barang yang dijual. Saat ini di Asemka terkenal dengan pusat pernak-pernik untuk pesta, perhiasan imitasi asal China juga peralatan sekolah yang murah meriah. 



Oh ya, sekedar mengingatkan, jangan lupa bawa uang cash yang cukup jika kesini. Cukup ya, jangan lebih. Karena biasanya ibu-ibu kalau sudah sampai sini mendadak kalap dan semua kepingin dibeli... Jadi bawa uang cash yang cukup sajaaaa...


Puas memanjakan mata dengan belanjaan pernak-pernik asesoris dan beragam goodie bag warna warni, perjalanan pun dilanjutkan lagi. Kali ini kami mampir ke Jembatan Tarik Kota Intan, atau dulunya dikenal dengan nama Jembatan Pasar Ayam. Yang unik dari jembatan ini adalah bisa diangkat keatas (karena itu disebut Jembatan Tarik), tujuannya agar dibawahnya dapat digunakan sebagai lalu lintas perahu.


Destinasi berikutnya, kantor VOC. Nah... ini dia kantor pusat perdagangan Batavia Tempo Doeloe. Saat ini kantor VOC ini dibuat menjadi restoran sekaligus disewakan sebagai tempat untuk pesta atau acara private lainnya.






Karena ini di resto, maka kami pun makan siang disini, dengan hiburan khas lagu lagu lawas akustik dari pemusik lokal yang disewa khusus oleh resto VOC ini. Disini juga bisa menuliskan nama kita dengan kaligrafi cina.



Well, sudah kenyang, perjalanan pun dilanjutkan. Kali ini destinasi terakhir adalah Pelabuhan Sunda Kelapa. Disini jantungnya perdagangan ibukota. Jika dulu penuh dengan kapal phinisi, sekarang pun masih ramai kapal yang bersandar..



Tak terasa perjalanan napak tilas jalur perdagangan era VOC pun selesai. Tepat terdengar bunyi adzan menunjukan waktu Ashar. Semua kota memang punya sejarahnya sendiri, tak terkecuali ibukota yang super sibuk dan serba modern di abad 21 ini.

Keep looking for adventurous journey in our country guys.. See you next fun trip...

Related Articles

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

viewers

Recent

Comments

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *